Skip to main content

Kebijakan partai komunis China menerapkan subsidi mobil listrik, subsidi pembelian smartphone, subsidi kredit Bank perbankan dan subsidi lainnya dapat menyebabkan bencana kelaparan, kemiskinan dan kematian penduduk mendadak akibat malnutrisi kekurangan protein di China semakin tambah parah ( 2025 )

Foto : PKC ( Partai Komunis China )

Pemerintah Tiongkok di bawah kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok (PKC) gencar menggelontorkan berbagai kebijakan subsidi. Mulai dari subsidi A - subsidi Z.

Tujuannya dianggap mulia. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan demi memacu taraf hidup rakyatnya.

Namun menurut saya, itu adalah langkah semu fatamorgana. Karena dibalik rahasia subsidi ada kepentingan partai politik bermain dalam setiap lanskap kebijakan tersebut untuk mengeruk untung. Pada akhirnya rakyat menjadi korban.

Subsidi Mobil Listrik, subsidi kredit perbankan dan subsidi lainnya.

Pemerintah Tiongkok sejak lama dikenal agresif dalam mempromosikan kendaraan motor listrik dan mobil listrik (EV) dengan memberikan insentif, keringanan pajak dan subsidi besar besar untuk pembelian.

Subsidi juga mengalir deras ke sektor lain, seperti menggelontorkan banyak sekali uang APBN untuk perbankan dalam hal subsidi kredit perbankan yang katanya partai PKC diharapkan dapat memacu pertumbuhan industri, memacu perekonomian melalui penyaluran kredit usaha dan mendorong lebih banyak terbukanya lapangan pekerjaan di China. Menurut Afrid Fransisco, perbuatan itu adalah keliru dan fatal. Yang ada justru memicu bencana kemiskinan makin tambah parah akibat subsidi perbankan ke Bank Bank BUMN.

Produk konsumtif lainnya diberikan subsidi besar besaran seperti pembelian smartphone dimana harga ditanggung oleh pemerintah.

Aneka macam kebijakan subsidi diatas kertas statistik memang terlihat sebagai program sukses dimana terlihat berdasarkan data terjadinya grafik pertumbuhan ekonomi. Tapi menurut saya, itu ilusi yang cuma memperlihatkan bahwa keadaan ekonomi Tiongkok kuat dan rakyatnya makmur. Tapi sebenarnya rapuh.

Alokasi kebijakan subsidi menciptakan disparitas ekstrem. Ini pada akhirnya, bukan sekarang. Tapi nanti beberapa dekade mendatang mampu mendatangkan efek bencana ekonomi berupa kemiskinan yang tak terbendung dapat mempengaruhi mayoritas rakyat China. Sehingga kemudian dari kemiskinan memicu bencana kelaparan, kekurangan protein dan akhirnya kematian penduduk akibat malnutrisi.

Ancaman kegelapan ekonomi yang tidak dapat dipulihkan lagi.

Kebijakan subsidi yang keliru menghasilkan efek berantai.

Ini ibarat nasi sudah menjadi bubur. Artinya kedepan atau di masa depan ekonomi tidak dapat pulih lagi, hari ke hari kehidupan rakyat China bakal tambah semakin sulit, sulit dan sulit akibat daya beli masyarakatnya yang anjlok.

Kebijakan subsidi yang salah menjadi jebakan finansial, mayoritas rakyat China ke depannya tidak dapat lagi berutang, bisnis banyak bangkrut akibat lesunya perekonomian, lalu mayoritas penduduk tidak dapat membeli makanan bergizi, hingga akhirnya mengalami malnutrisi dan kematian mendadak.

Waktu terus berjalan dan nasib miliaran rakyat Tiongkok berada di tangan partai komunis China. Apabila kebijakan subsidi terus dilanjutkan oleh PKC. Maka sekitar 60% rakyat China dipastikan di masa depan jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

Waktu bakal memperlihatkan satu per satu penduduk China bakal mati karena kelaparan dan malnutrisi.

Berdasarkan catatan sejarah. Kelaparan massal yang memprihatikan pernah terjadi di China akibat kesalahan dari kebijakan pemerintahannya sendiri. Tapi rakyat China di zaman now tidak berani melawan PKC.

Rakyat harus menerima nasib pasrah sesuai keinginan PKC.

Dan seperti yang anda tahu, PKC punya kepentingan politik dalam setiap agenda program aneka macam subsidi yang menguntungkan pemerintahan partai tapi sejujurnya merugikan mayoritas rakyatnya sendiri sebagai pembayar pajak.

Satu satunya solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu hapus seluruh kebijakan subsidi.

Masalahnya apakah PKC mau menerapkannya . . . ?

Jika rakyat China melawan maka polisi, tentara dan Tank PKC tidak segan segan melindas para demonstran sampai mati dan memboikot atau menyensor seluruh informasi digital.

Akibatnya masyarakat orang orang China memilih lebih baik diam sambil sering sering tidur di kasur kamar aza dan terimalah nasib pasrah dibawah kepemimpinan otoriter PKC.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.